HISTORY OF JAVA
REVIEW BUKU
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah : Sejarah
Peradaban Islam
Dosen Pengampu
: Muhammad Rikza Chamami, M.Si.
Disusun oleh:
Nina Faizatun Nisa’ (123711023)
Tadris
Kimia
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
HISTORY OF JAVA
Judul Buku : Babad
Tanah Jawi Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. Terjemahan dari buku yang berjudul Punika Serat Babad Tanah Jawi Wiwit Saking
Nabi Adam Doemoegi ing Taoen 1647.
Penerbit: Narasi. 800 halaman.
Penulis : Olthof, W. L.
Cetakan :ke-1, tahun
2011
Alih Bahasa : H.R.
Sumarsono
Kota Terbit : Yogyakarta
Tebal buku : xii+800 hlm: 11, 5 x 18, 5 cm
ISBN (10) :
979-168-295-x
ISBN (13) :
978-979-168-295-4
Resentator :Nina Faizatun Nisa’(123711023)
Jurusan :
Tadris Kimia
Menurut Olthof, pada
dasarnya, babad adalah karya tulis yang menceritakan tentang pendirian sebuah
Negara (kerajaan) dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar kerajaan
tersebut. Oleh karena seringkali memuat pula sejarah serta asal usul tokoh atau
raja serta para leluhurnya, bahkan terkadang berkesan menceritakan secara
berlebihan, maka babad sering dianggap sebagai alat legitimasi bagi raja yang
berkuasa.
Hal yang sama tampaknya
juga berlaku dalam Babad Tanah Jawi.
Babad ini ditulis oleh Mataram dan isinya berkisar tentang silsilah raja-raja
Mataram. Khususnya dalam buku ini, sejarah jawa dipaparkan dengan menarik garis
silsilah awal dari Nabi Adam, kemudian dilengkapi dengan silsilah dewa-dewa
agama Hindu, tokoh Mahabharata, cerita Panji di Kediri, hingga berakhir pada
masa Kartasura, tepatnya saat terjadi perselisihan antara Raja Kartasura dengan
pangeran Purbaya dan Sultan Blitar yang masih sedarah. Menurut perkiraan
penyusunnya, peristiwa ini terjadi disekitar tahun 1647.
Ada banyak hal yang menarik dari buku ini. Babad Tanah Jawi
ini membahas banyak hal. Mulai dari genealogi manusia Jawa; sistem keuangan dan
valuta yang berlaku saat itu; alasan di balik peperangan yang tak selalu
heroik; teknologi persenjataan; dan masih banyak lagi.
Dilihat dari istilah yang digunakan untuk menggambarkan jalur
keturunan Nabi Adam hingga raja-raja di Jawa. Diantara mereka, terdapat Batara
Guru, Batara Brahma dll. Terminologi Nabi dan Dewa dalam satu jalur genealogi/keturunan.
Merupakan hal yang unik dan sangat menarik. Selain itu, pada buku ini juga
menggunakan perhitungan kalender Jawa yang berjarak 78-79 tahun lebih lambat dari
Masehi. Sistem keuangan saat itu, banyak disebutkan menggunakan uang real.
Kerajaan pada masa itu digambarkan dalam buku ini sebagai
perusahaan keluarga. Jika daerah operasionalnya besar, akan menimbulkan banyak
tantangan dalam pengawasannya. Sebagai upaya untuk mempertahankan aset, maka
salah satu yang ditempuh adalah mengatur tali pernikahan. Apakah pernikahan
tersebut dilandasi rasa cinta atau tidak, merupakan persoalan lain. Dengan
memastikan bahwa aset akan diteruskan dalam garis keluarga sendiri.
Perang yang terjadi, kebanyakan
dipicu oleh rebutan asset dan sumber daya. Aset yang diincar terutama adalah
tanah. Segala sesuatu yang ada di atas tanah tersebut (sumber daya), secara
otomatis menjadi milik Raja. Bahkan warga diharuskan untuk membayar pajak,
karena telah 'diijinkan' Raja untuk memperoleh kehidupan disitu.
Sistem
transaksi tanah pada saat itu dilakukan dengan memberikan pengabdian pada Raja.
Jika seseorang dianggap telah berjasa, maka Raja memberikan sebagian tanahnya.
Sebagai contoh, Amral (pengucapan Admiral dalam bahasa Jawa) mendapatkan tanah
Cirebon dan Pasundan. Hal ini dikarenakan Amral yang tak disebutkan namanya itu
telah membantu mengalahkan Pangeran Puger.
Teknologi senjata yang dituliskan, sudah menggunakan meriam
dan senapan. Dengan semakin banyak perang yang terjadi, tentu ada aliran dana
yang masuk ke kantung-kantung tertentu. Akuntansi serta audit perang juga sudah
berkembang. Tertulis adanya pengaturan hasil akhir perang; biaya penggantian
bubuk mesiu; prajurit yang mati; uang makan para prajurit. Untuk mengaudit
jumlah korban perang, digunakan metode pengumpulan anggota badan dari jenasah,
seperti kepala atau telinga. Potongan anggota tubuh tersebut nantinya akan
diganti dengan upah. Biaya perang diambilkan dari pajak rakyat atau penjarahan
daerah yang diserang.
Dalam buku ini, Masa pemerintahan Amangkurat II merupakan rekam
jejak yang paling menarik, alih-alih terlihat dikuasai oleh VOC, ia malah
sempat mempermainkan mereka. Terutama saat perang 'main-main' dengan Untung
Surapati. Dalam perang itu, Kapten Tack dan pasukannya yang jadi korban. Dari
yang tertulis di Babad Tanah Jawa, hubungan Amangkurat II dan VOC sebenarnya
cukup menguntungkan. Simbiosis mutualisme. Ada pula kisah inspeksi pasar yang
dilakukan Pangeran Puger pada masa pemerintahan Amangkurat II. Sasaran
komoditas inspeksi tersebut adalah beras. Suplai beras di pasar menghilang
karena rakyat disibukkan dengan seluruh perang, sehingga mereka tak sempat
menanam padi.
Apa yang dituliskan dalam Babad
Tanah Jawi merupakan rahasia negara. Adapun rahasia tersebut tercampur oleh
mitos, tak bisa disalahkan. Mungkin untuk mengaburkan mana yang fakta dan mana
yang fiktif. Mitos perlu untuk diteruskan, untuk melanggengkan kekuasaan
tertentu.
Di dalam buku Babad
Tanah Jawi versi Olthof ini juga secara sengaja beberapa penulisan tidak
diubah, sesuai dengan interpretasi dari penyusunnya, seperti misalnya penulisan
“Surabaya” tetap ditulis “Sura-Baya”, “Sura-Laya”, dan seterusnya. Dengan gaya
bercerita khas babad, buku ini akan menjadi bacaan yang bermanfaat bagi mereka
yang ingin memperluas pengetahuannya, terutama tentang sejarah raja-raja di
tanah Jawa. Kehadiran buku ini juga dapat menambah khazanah kepustakaan budaya
Negeri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar