LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
TEKNIK
DASAR DESTILASI:PEMBUATAN PROPILENA
Dosen Pengampu : Arizal Firmansyah,
M.Si
Disusun Oleh:
Nina Faizatun Nisa (123711023)
JURUSAN TADRIS KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
Percobaan 1
TEKNIK DASAR DESTILASI:PEMBUATAN PROPILENA
I.
Tujuan
A. Mengetahui
macam-macam destilasi serta perbedaannya
B. Dapat
menggunakan destilasi untuk memurnikan atau memisahkan campuran
C. Mengetahui
pembentukan gugus alkena dengan reaksi eliminasi
II.
Dasar
Teori
Destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan dua atau lebih
komponen dari larutan yang didahului dengan pemanasan kemudian diuapkan dan di
cairkan kembali uap yang terbentuk melalui kondensor.
Pemisihan dengan metode destilasi pada prinsipnya
didasarkan pada perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan
dipisahkan. Semakin besar perbedaan titik didih antara komponen-komponen
tersebut akan semakin murni destilat yang diperoleh, dalam proses destilasi
jika titik didih suatu senyawa organik lebih dari 2500(terlalu
tinggi) dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didestilasi diakibatkan
terjadinya oksidasi dan dekomposisi.
Pada proses destilasi Salah satu komponen yang
dinginkan memiliki titik didih lebih rendah dari komponen lain sehingga kompnen
tersebut akan menguap dan uapnya dilewatkan melalui pendingin sehinggan mencair
kembali. Selain itu tekanan udara dipermukaan juga diperhatikan bila pendidihan
terjadi pada 760 mmHg maka pendidihan akan normal dan berimbas pada titik didih
juga akan normal.
Macam-macam destilasi:
1. Destilasi
sederhana
pemisahan
senyawa senyawa yang dapat menguap di bawah 1300C. pada destilasi
sederhana pendidihan akan terjaadi saat tekanan uap dari cairan yang dipanaskan
sama dengan tekanan udara dipermukaan cairan.
Dalam proses destilasi jika cairan dijadikan media panas, maka permukaan
cairan yang akan didestilasi harus lebih rendah agar penguapan merata.
2. Destilasi
uap
Jika
suatu zat yang akan didestilasi mudah terurai atau rusak sebaiknya tekanan uap
cairan diperbesar, pada destilasi uap ini dipengaruhi oleh tekanan uap yang
diberikan pada cairan maka tekanan cairan akan tercapai saat tekanan atmosfer
dikurangi tekanan uap yang diberikan.
3. Destilasi
vakum
Jika
cairan/zat yang akan didestilasi memiliki titik didih tinggi maka destilasi
vakum yang digunakan dengan cara menurunkan tekanan sehingga pendidihan terjadi
pada tekanan uap yang rendah, titik didih cairan otomatis turun.
4. Destilasi
bertingkat
Destilasi ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran
dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.. Perbedaan destilasi
fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom
ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya.[1]
Pada percobaan kali ini menggunakan aplikasi dari destilasi sederhana karena
titik didih zat yang akan didestilasi 800C(<
1200) dan zat yang didestilasi normal (tidak mudah rusak).
Sebelum
dijelaskan pembuatan alkena(lebih tepatnya propilena) perlu diketahui hokum
Roult dalam penyulingan. Hokum Roult digunakan untuk menghitung tekanan uap
ideal dari konsentrasi zat pelarut dan
terlarutnya.
Hukum Roult PA = XA.PA0
dan PB = XB.PB0
|
Pada
tekanan uap larutan P soin = PA + PB
Keterangan=
PA & PB
= tekanan uap zat A dan B
XA & XB = fraksi mol A dan B
PA0& PB0 = tekanan uap pelarut murni
Sebagian besar campuran cairan tidak
berperilaku ideal, sehingga tekanan uap yang diukur berbeda jauh dari
perhitungan menggunakan hokum Roult. Jika tekanan uap lebih besar dari tekanan
ideal disebut simpangan positif dari hokum Roult, sedangkan jika tekanan uap
lebih rendah dari tekanan ideal disebut simpangan negative dari hukum Roult.[2]
Alkena
Alkena(ikatan rangkap 2) terdiri dari
ikatan σ dan ikatan π, ikatan π lebih lemah disbanding ikatan σ, ini membuat
ikatan lebih reaktif dibanding ikatan
sigma.[3]
Anggota kelompok alkena yang paling sederhana adalah
Nama
|
Struktur
|
Etena
|
CH2=CH2
|
Propena
|
CH2=CH-CH3
|
Butena
|
CH2=CH-CH2-CH3
|
Pentena
|
CH2=CH-CH2-CH2-CH3
|
Propilena
merupakan gas hidrokarbon alkena yang dihasilkan dari minyak bumi lewat pengertakan
alkana. Rumus molekul C3H6 dengan sifat mudah terbakar, Propilena
merupakan senyawa yang sangat reaktif, tidak berwarna, mudah terbakar,memiliki
titik didih -47,6 º C dan titik beku – 185 º C, tidak larut dalam air tetapi
sangat larut dalam pelarut non polar . molekul propilena sedikit polar karena
adanya ikatan rangkap dua, dan juga karena mengandung kerapatan ion yang
tinggi.[4]
propilena dijadikan dasar pembuatan bahan
kimia berikut:
1. Poliprophilena : bahan dasar pembuatan produk-produk
plastic
2. Akrilonitril :bahan serat sintesis dan gas racun
bagi serangga
3. Propilena
oksida :bahan sinteis kimia dan pelarut
nitroselulosa
4. Cumene :pencampuran
bahan bakar pesawat dan pelarut
Propilena
serta jenis alkena yang lain diperoleh dari perubahan berbagai macam gugus
fungsional organik, misal dari dehidrasi alkohol, dehalogenasi atau reduksi
alkil halida. Reaksi-reaksi ini dikenal dengan reaksi eliminasi. Suatu reaksi
eliminasi dihasilkan jika proton dan gugus pergi dipindahkan dari atom karbon
yang berdekatan, yang akan memberikan ikatan π antara 2 karbon.
Reaksi eliminasi sendiri dibagi menjadi 2:
1.
Reaksi E1(orde
pertama)
Reaksi
E1 menghasilkan hilangnya gugus pergi untuk membentuk zat antara karbokation,
karena suatu karbokation adalah zat-antara yang tidak stabil dan berenergi
tinggi akan segera bereaksi dengan nukleufil diikuti dengan hilangnya proton untuk
membentuk ikatan C=C.
2.
Reaksi E2(orde
kedua)
Reaksi
E2 terjadi melalui penghilangan proton dan hilangnya gugus pergi secara bersama-sama
untuk membentuk ikatan C=C. reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation
sebagai zat antara, melainkan berupa reaksi serempak yakni terjadi pada satu
tahap.
Alkena ini
dibuat dari alkohol berupa isopropyl alkohol dengan reaksi eliminasi, alkana
dengan subtrat primer bereaksi eliminasi lambat karena cenderung ke reaksi
subtitusi. Namun isopropyl alkohol merupakan alkana dengan subtrat sekunder dan
dipanasi bersama asam kuat sehingga menjalani eliminasi 1(E1).
Dehidrasi
alkohol merupakan rute sintesis yang bermanfaat pada alkena, alkohol pada
umumnya menjalani reaksi eliminasi jika dipanakan dengan katalis asam kuat
misalnya H2SO4 untuk menghasilkan alkena dan air. Gugus
hidroksil bukan merupakan gugus pergi yang baik, akan tetapi di bawah kondisi
asam, gugus hidroksil dapat diprotonasi. Ionisasi akan menghasilkan suatu
molekul air dan kation, yang selanjutnya dapat mengalami deprotonasi untuk
memberikan alkena.[5]
Mekanisme reaksi sebagai berikut:
Pertama: H2SO4
+ H2O
H3O+
+ -HSO4
Kedua:
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
1.
Isopropil
alkohol
Disebut juga 2-propanol (CH3)2CHOH, alkohol
mempunyai titik didih yang tinggi disbanding alkana-alkana yang jumlah atom
C-nya sama. Hal itu disebabkan antar atom alkohol membentuk ikatan hidrogen.
Titik didihnya 820C, dengan konstanta dielektrik 18.
2-propanol
merupakan zat cair tanpa warna, larut dalam air dan kebanyakan zat organic,
membentuk azeotrop dengan air, mengandung 87,9% alkohol menurut bobot, pelarut
dan bahan antara bagi wangi-wangian, obat, aseton, dan turunannya.
2.
KMnO4
Permanganat
digunakan dalam reaksi asam, ditambahkan H2SO4. Dalam hal ini daya oksidasi
lebih besar dari kondisi basa dan netral. Digunakan untuk mengoksidasi senyawa
stabil.
3.
Asam
sulfat
Asam organik denan rumus molekul H2SO4, zat
cair kental menyerupai miyak, tak berwarna, higroskopis, dalam larutan air bersifat
asam kuat, dalam keadaaan pekat bersifat oksidator, zat pendehidrasi,
pengaliran gas SO3 kedalam H2SO4 pekat
menghasilkan H2SO4 berasap dengan rumus kimia H2S2O7.
Kegunaan H2SO4 Sangat luas seperti pembuatan pupuk, cat,
rayon. T.l. 100C, t.d. 315-3380C.[6]
III.
Alat dan Bahan
Alat:
A.
1
set alat destilasi sederhana
B.
Gelas
beker 100mL
C.
Gelas
ukur
D.
Pipet
tetes
E.
Tabung
reaksi
F.
Erlenmeyer
Bahan:
A.
isopropil
alkohol 30 mL
B.
H2SO4
pekat 30mL
C.
Larutan
KMnO4 0,5 % dalam suasana asam
D.
aquades
IV.
Cara kerja
Gelas Beker
|
¯
Dimasukkan 30
ml Aquades
|
¯
Ditambahkan
tetes demi tetes 30 mL H2SO4 pekat secara perlahan
|
¯
Campuran H2SO4
+ aquades dimasukkan ke dalam labu destilasi
|
¯
Ditambahkan
isopropil alkohol 30 ml
|
¯
Disiapkan
larutan KMnO4 0,5% dalam suasana asam lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
|
¯
Dirangkai
alat destilasi sederhana
|
¯
Dilakukan
destilasi pada suhu 800C
|
¯
Destilat yang
keluar ditampung dalam Erlenmeyer yang telah terisi larutan KMnO4
|
¯
Diamati
perubahan warnanya
|
V.
Pertanyaan pendahuluan
Jawaban
A.
Destilasi
sederhana adalah pemurnian zat cair yang
telah tercemar zat lain. Zat yang akan dimurnikan memiliki titik didih cukup
rendah <1300C
Tujuan
untuk memisahkan/memurnikan zat cair yang memiliki titik didih
<1300C
Prinsip
perbedaan titik didih. pada destilasi
sederhana pendidihan akan terjaadi saat tekanan uap dari cairan yang dipanaskan
sama dengan tekanan udara dipermukaan cairan.
B.
Karena
persimpangan pipa labu destilasi berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang
akan masuk pendingin(kondensor), sehingga suhu uap zat cair yang didestilasi
bisa diukur dengan thermometer.
C.
Fungsi
batu didih
1.
Untuk
meratakan panas (untuk menstabilkan suhu).
2.
Untuk
menghindari titik lewat didih
Pori-pori
dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya
ke permukaan larutan(hal ini menimbulkan gelembung-gelembung kecil pada titik
didih). Tanpa batu didih lautan yang dipanaskan menjadi superheated pada
bagian tertentu, lalu mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan.
D.
Pertama: H2SO4 + H2O
H3O+
+ -HSO4
Kedua:
E.
Reaksi
KMnO4 dalam kondisi asam
VI.
Hasil Pengamatan
NO
|
PERTANYAAN
|
PENGAMATAN
|
1.
|
Pencampuran
antara aquades + H2SO4 pekat+isopropil alkohol
|
Larutan tetap
bening.
mengalami reaksi eksotermis |
2.
|
Warna larutan
KMnO4 0,5% dalam suasana asam
|
Ungu
lembayung
|
3.
|
Destilat yang
keluar berupa gas/cair?
|
Zat cair
|
4.
|
Warna yang
terbentuk setalah pencampuran destilat dengan larutan KMnO4
|
Larutan
coklat semakin bertambahnya volume destilat larutan menjadi bening dan timbul
endapan coklat
|
5.
|
Hitung
randemen teoritis
|
Di analisis
data
|
VII.
Analisis Data
Diketahui:
Ø Massa jenis isopropil alkohol(r) =0,79 gram/mL
Ø Volume isopropil alkohol(V)
=30 mL
Jadi,
Massa isopropil
alkohol = r x V
= 0,79 gram/Ml x 30 mL
= 23,7 gram
Mol isopropil
alkohol = massa/Mr
= 23,7 gram/60,10 gram/mol
= 0,4 mol
Persamaan reaksi yang terjadi :
0,4 mol 0,4 mol 0,4 mol
Berat
propilena secara teoritis = 23,7 gram
Berat
propilena secara percobaan = 16,29 gram
Diperoleh
dari =
Ø volume destilat =
18 mL
Ø Massa jenis propilena =
0,9 gram/mL
Ø Massa propilena =
0,9 gram/mL x 18 mL
= 16,29 gram
Ø Mol propilena =
16,29 gram / 42 mol/gram
Randemen
percobaan
= 16,29 / 23,7 x 100%
=
68,7 %
VIII.
Pembahasan
Praktikum
pembuatan propilena ini bertujuan untuk membuat gugus fungsional alkena dengan
mekanisme reaksi eliminasi 1karena subtratnya sekunder sehingga membutuhkan
katalis asam. Pada tahap awal, katalis asam ini dilarutkan dengan H2O
dengan perbandingan yang sama= 30 ml. Hal ini bertujuan untuk meratakan
distribusi kalor katalis ini yang nantinya diharapkan dapat mendehidrasi
alkohol. Reaktan yang digunakan adalah isopropil alkohol dengan katalis asam
berupa H2SO4. Pertama-tama
H2SO4 direaksikan dengan air untuk menghasilkan proton(H+).
Reaksinya sebagai berikut: H2SO4
+ H2O
H3O+
+ -HSO4, selanjutnya
gugus –OH terprotonasi menjadi H2O+(merupakan
gugus pergi yang baik) sehingga isopropil alkohol mengalami dehidrasi(pelepasan
H2O+) dan diikuti pembentukan karbokation,
dengan begitu basa(-HSO4) segera menyerang proton beta
menghasilkan produk baru berupa propilena(CH2=CH-CH3).
Larutan yang dihasilkan dari
percampuran antara H2SO4 + H2O+ isopropil
alkohol tak berwarna(bening), dan bersifat eksotermis (menghasilkan
panas). Panas dihasilkan oleh H2SO4
pekat yang dilarutkan dalam H2O.
untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam labu destilasi.
Gambar 1. Larutan H2SO4
+ H2O+ isopropil alkohol dalam labu destilasi
Untuk pemurnian propilena, dilakukan
destilasi pada suhu 700-800C karena isopropil alkohol memiliki
titik didih 820C. suhu tetap dijaga sekitar 800 agar
senyawa lain(air dan H2SO4) tidak ikut menguap. Uap
propilena didinginkan melalui kondensor yang selanjutnya menghasikan zat cair
berupa destilat dan ditampung di Erlenmeyer.
Gambar 2. Proses pemurnian
Selanjutnya
destilat yang diperoleh diuji dengan
penambahan 5 tetes KMnO4 kedalam larutan. Awalnya 5 tetes
KMnO4 berwarna ungu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Gambar
3. KMnO4 sebelum tercampur destilat
Keberadaan propilena terlihat jika warna
ungu KMnO4 berubah menjadi bening dan terdapat endapan berwarna
coklat pada destilat. endapan diperoleh dari KMnO4 yang terurai dalam propilena
dan membentuk MnO2. Propilena teroksidasi(penambahan atom O) oleh
KMnO4, mekanisme reaksinya sebagai berikut:
Secara teoritis Massa propilena 23,7
gram karena isopropil alkohol dan propilena memiliki koifisien yang sama
sehingga mol propilena=mol isopropil alkohol=0,4 mol. Adapun reaksi sebagai
berikut:
Secara percobaan berat propilena yang dihasilkan 16,29
gram(diperoleh dengan cara mengalikan volume destilat dengan massa jenis propilena) = 18mLx 0,9
gram/mL. massa propilena hasil percobaan= 16,29 gram sehingga randemen
percobaan= 68,7%.
Analisis
kesalahan
1. Seharusnya massa propilena secara teoritis= 23,7 gram akan tetapi
kemungkinan adanya faktor ekstern yang mengganggu validitas hasil, seperti:
Ø Isopropil belum menguap seluruhnya karena suhu dijaga tidak sampai
800C sedangkan titik didih propilena:
Ø Destilat tidak terbentuk sempurna karena Uapnya keluar ke
lingkungan
2.
Seharusnya
berat propilena diperoleh dengan cara ditimbang akan tetapi ada kesalahan
praktikan mencari massa propilena dari volume destilat dikalikan massa jenis
propilena.
IX.
Kesimpulan
Propilena dihasilkan dari reaksi antara
isopropil alkhol H2SO4 dan H2O dengan
mekanisme reaksi eliminasi 1. Propilena yang dihasilkan berupa zat cair bening
dengan massa hasil percobaan= 16,29 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, Arizal. 2014. Petunjuk Praktikum
Kimia Organik 1. Semarang: Laboratorium Tadris Kimia
HAM,
Mulyono.2009. Kamus Kimia.
Jakarta: Bumi Aksara
Ibrahim, Sanusi
dan Marham Sitorus.2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Nahar, Satyajit D.Sarker
Lutfun. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Oxtoby, David W
, H.P. Gillis, dan Norman H. 2001. Nachtrieb.Kimia Modern. Jakarta:
Erlangga
Riswiyanto. 2009. Kimia
Organik. Jakarta: Erlangga.
[1]
Sanusi Ibrahim, dan Marham Sitorus, Teknik Laboratorium Kimia Organik,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm 11
[2]
David W.Oxtoby, H.P. Gillis, dan Norman H. Nachtrieb, Kimia Modern,
(Jakarta: Erlangga, 2001), Hlm 165
[3]
Riswiyanto, Kimia Organik, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm 19
[4]
Mulyono HAM, Kamus Kimia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Hlm 343
[5]
Satyajit D.Sarker Lutfun Nahar, Kimia
Untuk Mahasiswa Farmasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 310-312
[6]Mulyono
HAM, Kamus Kimia…,Hlm 45